Kajian Rutin Pegawai Dan Guru

Kajian Rutin Sabtu: Pentingnya Niat dalam Beramal

Admin Yayasan

10/18/2025

Yayasan Imam Syafi’i Jember kembali menyelenggarakan kajian rutin untuk pegawai dan guru, pada Sabtu, 18 Oktober 2025. Kajian kali ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Anas Burhanuddin, M.A. di Auditorium Yayasan Imam Syafi’i dengan tema “Pentingnya Niat dalam Beramal.”

Dalam pemaparannya, Ustadz Anas menjelaskan bahwa niat merupakan dasar utama dalam setiap amal perbuatan. Sebagaimana disebutkan oleh Al Imam An-Nawawi dalam hadits pertama di kitab Riyaddhu Shalihin :

“Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.”

Beliau menegaskan bahwa niat harus semata-mata karena Allah سبحانه وتعالى, bukan karena riya’, pujian, atau kepentingan duniawi. Hati menjadi pusat penentu diterima atau tidaknya amal seseorang. Oleh karena itu, sebelum melakukan amal, seorang muslim perlu mengolah dan menata hatinya agar senantiasa ikhlas mengharap ridha Allah سبحانه وتعالى .

Ustadz Anas juga mengingatkan bahwa amalan hati lebih penting dibandingkan amalan anggota tubuh, karena dari hati lahir seluruh perbuatan. Ibadah yang dilakukan tanpa keikhlasan akan kehilangan nilai pahalanya.

Mencampurkan Niat: Apakah Diperbolehkan?

Dalam sesi penjelasan, beliau menerangkan bahwa mencampur niat kebaikan dengan tujuan duniawi tidak serta merta merusak pahala, selama niat utamanya tetap karena Allah.

Sebagai contoh:

Jihad di jalan Allah, apabila disertai harapan imbalan Ghanimah (harta rampasan perang), maka dia telah men segerakan dua pertiga pahala di dunia dengan berupa harta ghanimah tersebut, dan tersisa satu pertiga pahala untuk di akhirat. Namun jika tanpa mengharap imbalan, maka pahalanya di akhirat sempurna.

Kontribusi dalam dakwah, jika seseorang berniat utama untuk berkhidmah di jalan Allah lalu mendapatkan nafkah yang di syaratkan dari akad duniawi, maka hal itu tidak merusak pahala. Niat utama harus tetap karena Allah semata.

Beliau menambahkan, yang justru merusak amal adalah ketika niat kebaikan dicampur dengan riya’ (keinginan untuk dipuji manusia) atau suma'h (ingin terdengar hebat ) , jika niat di campuri dengan seperti itu maka Amal menjadi sia-sia di sisi Allah سبحانه وتعالى .

Pesan Penutup

Di akhir kajian, Ustadz Anas mengingatkan pentingnya menjaga keikhlasan dalam setiap amal, sekecil apa pun.

“Setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan. Maka, luruskan niat, dan perbaiki hati sebelum beramal.”

Kajian ini menjadi pengingat bagi seluruh peserta tentang pentingnya menghadirkan niat yang benar dalam setiap aktivitas, baik ibadah maupun pekerjaan sehari-hari, agar semua menjadi amal yang bernilai di sisi Allah سبحانه وتعالى .



بــــارَكَ اللّهُ فِيــــكُم

Yuk.. follow sosial media kami lainnya.
Instagram : @yys.imamsyafii
Facebook : Yayasan Imam Syafi'i Jember
Youtube : Yayasan Imam Syafi'i Jember
Website : yayasanimamsyafii.or.id